TEKNIK PENGUJIAN RELIABILITAS TES HASIL BELAJAR BENTUK
OBYEKTIF
NAMA KELOMPOK .
ACHMAD FAISOL MANSUR (1211021005)
MOH MAHRUS (1211021006)
AGUS DWI SANTOSO (1211021030)
Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah Assemen dan Evaluasi
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN-UNDIKSHA
SINGARAJA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara
harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang dalam bahasa
Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang berarti
nilai.Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat di artikan
sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun
dari segi istilah, evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian
suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.Maka
evaluasi pendidikan itu dapat di artikan sebagai suatu tindakan atau kegiatan
atau suatu proses menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan
(yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan yang terjadi di lapangan
pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses
penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat di ketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Sebelum
melanjutkan pembicaraan tentang evaluasi pendidikan secara lebih luas dan
mendalam, terlebih dahulu perlu di pahami bahwa dalam praktek sering kali
terjadi kerancuan atau tumpang tindih dalam penggunaan istilah evaluasi,
penilaian dan pengukuran.Kenyataan seperti itu memang dapat di pahami, mengigat
bahwa di antara ketiga istilah tersebut saling terkait sehingga sulit untuk di
bedakan.
Dalam
evaluasi terdapat beberapa teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar di
antaranya teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif yang
akan kami bahas dalam makalah ini.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian reliabilitas ?
2.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
reliabilitas tes hasil belajar obyektif ?
3.
Bagaimana teknik pengujian
reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif ?
C. TUJUAN
1.
Agar mahasiswa mengetahui pengertian
reliabilitas.
2.
Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
reliabilitas tes hasil belajar obyektif.
3.
Agar mahasiswa mengetahui teknik
pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Reliabilitas
Kata
reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa
inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat di percaya.
“reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat
atau keadaan.
Reliabilitas
merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan
ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai
arti seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi,
namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana
hasil pengukuran dapat dipercaya.
Dari
beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur
yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya
menunjukan keajegan.Seorang dikatakan dapat di percaya apabila orang tersebut
berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.Dalam
sebuah tes pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari
hasil tes yang didapat.
B.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Tes Hasil
Belajar Obyektif
a. Konstruksi item yang
tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai daya pembeda yang kuat.
b.
Panjang/pendeknya suatu instrumen
c.
Evaluasi yang surjektif akan menurunkan reliabilitas
d.
Ketidaktepatan waktu yang diberikan
e.
Kemampuan yang ada dalam kelompok
f.
Luas/tidaknya sampel yang diambil.
C. Teknik
Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif
1. Pengujian
Reabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif dengan Menggunakan Pendekatan
Single Test – Single Thrial Method
Dalam rangka
menentukan reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan mennggunakan
pendekatan single test-single trial, maka penentuan reliabilitas tes tersebut
dilakukan dengan jalan melakukan pengukuran terhadap satu kelompok subyek, di
mana pengukuran itu dilakukan dengan hanya mennggunakan satu alat jenis alat
pengukuran, dan bahwa pelaksanaan pengukuran hanya dilakukan sebanyak satu kali
saja. Dengan kata lain, pendekatan “serba single” atau pendekatan “serba satu”,
yaitu : satu kelompok subyek, satu jenis alat pengukur, dan satu kali pengkuran
atau satu kelompok testee, satu jenis tes, dan satu kali testing.
Dengan mennggunakan
pendekatan single test – single trial, maka tinggi rendahnya reliabilitas tes
hasil belajar bentuk obyektif dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya
koefisien reliabilitas tes, yang seperti halnya pada tes uraian dilambangkan
dengan r11 atau rtt (koefisien
reliabilitas tes secara total). Adapun untuk mencari atau formula, yaitu : (1)
Formula Spearman-Brown, (2) Formula Flanagan, (3) Frmula Rulon, (4) Formula
Kuder-Richard-son, (5) Formula C. Hoyt.
a.
Pendekatan
Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Spearman-Brown
Penentuan
reabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan formula
Spearman-Brown-sebagaimana telah disinggung dalam pembicaraan dimuka dikenal
dengan istilah : teknik belah dua (split
half technique). Disebut “belah dua” , sebab dalam penentuan reabilitas
tes, penganalisisannya dilakukan dengan jalan membelah dua butir-butir soal tes
menjadi dua bagian yang sama, sehingga masing-masing testee memiliki dua macam
skor. Salah satu skor merupakan bagian pertama atau belahan pertama dari tes,
sedangkan skor yang satunya lagi merupakan bagian kedua atau belahan kedua dari
tes hasil belajar bentuk obyektif tersebut.
Dengan
demikian, penerapan formula Spearman-Brown akan menghasilkan dua buah
distribusi skor belahan pertama drngan distribusi skor belahan keduan itu
dipandang sebagai reabilitas bagian butir-vutir soal tes hasil belajar bentuk
obyektif tersebut; sedangkan untuk mengetahui reabilitas tes secara keseluruhan
Spearman-Brown menciptakan formula sebagai berikut :
Dimana :
rtt = Koefisien reabilitas tes secara total (tt =
total tes)
rhh = Koefisien
korelasi product moment antara separoh (bagian pertama) tes, dengan separoh (bagian kedua) dari tes
tersebut (hh = half-half)
1&2 = Bilangan
Konstantan
Rumus lain yang sejenis dengan rumus
diatas adalah ;
Dimana
:
r11 = Koefisien reabilitas tes secara
keseluruhan
r = Koefisien korelasi product moment antara
separoh (1/2) tes (belahan) dengan separoh (1/2) tes (belahan) dari tes
tersebut.
1&2 = Bilangan Konstan
Untuk
mengetahui besarnya rhhatau
r dapat digunakan salah satu diantara
rumus berikut :
Dalam penerapan
formula Spearman-Brown tersebut iatas, Spearman-Brown mempersembahkan dua buah
model, yaitu :Model Gasal- Genap dan
Model Kiri-Kanan
Pada model gasalgenap,
skor-skor yang dimiliki oleh testee untuk butir item yang bernomor gasal (
misalnya item nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11 dan seterusnya ) dianggap sebagai separoh
bagian pertama dari tes, sedangkan skor-skor yang dimiliki testee untuk butir-butir
item yang bernomor genap ( misalnya item nomor 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan
seterusnya ) dianggap sebagai separoh bagian kedua dari tes yang bersangkutan.
Pada model belahan
kiri-kanan, jumlah butir-butir item yang ada dalam tes, dibelah menjdai dua
bagian yang sama besar. Misalnya jumlah butir soal tes adalah 60, maka butir
soal nomor 1 samapai dengan butir soal nomor 30 ditetapkan sebagai belahan kiri
( belahan I ), sedangkan butir item nomor 31 sampai dengan butir soal nomor 60
ditetapkan sebagai belahan kanan ( belahan II ).
1.
Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Mengunakan
Formula Spearman-Brown Model Gasal Genap
Langkah-langkah yang
perlu ditempuh dalam penentuan reliabilitas tes dengan pendekatan single-test
dimana digunakan formula Spearman-Brown Model Genap adalah sebagai berikut :
Ø Menjumlah
skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal yang dimiliki oleh
masing-masing, individu testee.
Ø Menjumlahkan
skor-skor dari butir-butir item yang bernomor genap yang dimiliki oleh masing-masing
individu testee.
Ø Mencari
( menghitung ) koefisien korelasi “r” product moment ( rxy = rhh
= r). Dalam hal ini jumlah skor-skor dari butir-butir item yang bernomor
gasal kita anggap sebagai variable X, sedangkang jumlah skor-skor dari butir-butir
item yang bernomor genap kita anggap sebagai variable Y, dengan menggunakan
rumus :
Ø Mencari
( menghitung ) koefisien reliabilitas tes ( r11 = rtt )
dengan menggunakan rumus :
Ø Memberikan
interprestasi terhadap r11
Contoh :
Tes hasil belajar bidang
studi Ushul Fiqh yang diikuti oleh 25 orang siswa madrasah ‘ Aliyah’,
menyajikan 24 butir item bentuk item obyektif, dengan ketentuan bahwa untuk
setiap jawaban betul diberikan skor 1, sedangkan untuk setiap jawaban salah
diberikan skor 0. Setalah tes berakhir, diperoleh penyebarab skor hasil tes
sebagai berikut :
Tabel
6.3 Penyebaran skor hasil tes bidang studi Ushul Fiqh yang diikuti oleh 25
orang siswa.
Langkah
1 : Menjumlahkan skor yang bernomor gasal
Tabel
6.4 Skor-skor yang dimiliki oleh butir-butir item tes hasil belajar bidang
studi Ushul Fiqh, yang bernmor gasal.
Langkah 2
: Menjumlahkan skor-skor yang bernomor genap
Tabel
6.5 Skor-skor yang dimiliki oleh butir-butir item tes hasil belajar bidang
studi Ushul Fiqh yang bernomor genap .
Langkah
3 : Menghitung angka indeks korelasi “r” product moment, antara variable X (
separoh belahan tes I ) dengan variable Y ( separoh belahan tes II ) yaitu rxy
atau rhh atau r.
Tabel
6.6 Perhitungan-perhitungan untuk memperoleh rxy = rhh =
r
Langkah 5 :
Memberikan iterprestasi terhadap r11 : berdasar hasil perhitungan
diatas diperoleh koefisien reabilitas tes (r11 ) sebesar 0,84
ternyata jauh lebih besar dari 0,70. Dengan demikian dinyatakan tes hasil
belajar tersebut memiliki realibitas tinggi.
2. Pendekatan
Single Test – Single Thrial dengan menggunakan Formula Spearman-Brown
Model Belahan Kiri dan Kanan.
Langkah-langkah yang
perlu ditempuh da;am penentuan reliabilitas tes dengan menngunakan pendekatan
Single Test – Single Thrial di mana digunakan formula Sperman-Brown model
belahan kiri dan kanan adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Menjumlahkan
skor-skor dari butir-butir item yang terletak di separoh bagian kiri tes, yang
dimiliki oleh masing-masing individu siswa yaitu : butir-butir item dengan
nomor 1,2,3, 4,5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12.
Langkah 2: Menjumlahkan
skor-skor dari butir-butir item yang terletak di separoh bagian kanan tes, yang
dimiliki ooleh masing-masing individu siswa yaitu : butir-butir
item dengan nomor 13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23 dan 24.
Langkah 3: Mencari
(menghitung) angka indeks korelasi “r”product moment, antara variabel X
(separoh belahan kiri) dengan variabel Y (separoh belahan kanan) yaitu rxy atau
rhh atau r .
Langkah 4: Mencari
(menghitung) koefisien reliabilitas tes (r11 ataur11) dengan menggunakan
rumus :
Telah diketahui ; dengan
demikian
r11
Langkah
5. Memberikan interpretasi terhadap r11
Kelemahan-kelemahan
Formula Spearman-Brown
Penentuan
reabilitas tes dengan menggunakan formula Spearman-Brown memiliki beberapa
kelemahan yaitu ;
a.
Formula Spearman-Brown menghendaki
agar bekahan yang dicarikorelasinya yaitu belahan gasal-genap dan belahan
kiri-kanan haruslah sebanding.
b. Penerapan formula Spearman-Brown
juga menuntut persyaratan, agar jumlah butir-butir item yang akan diuji
reabilitasnya haruslah merupakan bilangan genap; jadi seandainya jumlah
butir-butir item itu berupa bilangan gasal, maka formula ini tidak mungkin
untuk diterapkan..
c. Dengan dua buah model perhitungan
tersebut (model gasal-genap dan model kiri-kanan), dapat terjadi bahwa
koefisien reabilitas tes menunjukkan bilangan yang tidak sama, sehingga dapat
terjadi bahwa dengan menggunakan model gasal genap tes dinyatakan reliable (
karena r11 atau rtt menunjukkan angka 0,70 atau lebih),
tetapi dengan menggunakan model kiri-kanan ternyata tes dinyatakan un-reliabel
( karena besarnya r11 dibawah 0,70).
b.
Pendekatan Single Test – Single Trial dengan Menggunakan
Formula Flanagan.
Dalam ranngka
mengatasi kelemahan-kelemahan yang disandang oleh formula Spearman-Brown,
Flanagan mengemukakan suatu formula, dimana sebagian dari
persyaratan-persyaratan seperti yang dituntut oleh formula Spearman-Brown tidak
harus dipenuhi.
Berbeda dengan
formula Spearman-Brown maka pada formula Flanagan reliabilitas tes tidak
didasarkan pada ada tidaknya korelasi antara belahan I dengan belahan II,
melainakan berdasarkan diri pada jumlah kuadarat deviasi pada tes belahan
I,jumlah kuadarat deviasi pada tes belahan II, dan jumlah kuadarat total ( belahan
I dan Belahan II ). Adapun formula tyang diajukan oleh Flanagan adalah sebagai
berikut :
r11 =
dimana :
r11 = Koefisien reliabilitas tes secara totalitas
2 dan 1 = Bilangana
konstan
S12 = jumlah kuadrat deviasi ( = varian ) dari skor-skor
hasil tes yang termasuk pada belahan I
S22 = jumlah kuadrat deviasi ( = vareian ) dari skor-skor
hasil tes yang termasuk belahan II
St2 = jumlah kuadrat total deviasi ( = varian total )
dari skor-skor hasil tes belahan I dan belahan II
Jadi, pada
hakikatnya S12 adalah = mean dari jumlah kuadrat deviasi
skor-skor item belahan I, S22 adalah mean = dari jumlah
kuadrat deviasi skor-skor item belahan II, dan St2 adalah
= mean dari jumlah kuadrat deviasi skor secara total.
1.
Pendekatan
Single Test - Single Trial dengan Menggunakan Formula Flanagan, dimana Diterapkan Model
Item Gasal dan Genap
Langkah 1 : Dengan mengangkat kembali data
yang disajika pada kolom pada tabel 6.6. Kolom 1 sampai dengan
3, kita hitung terlebih dahulu : jumlah kuadrat dari deviasi skor-skor variabel
X ( =), jumlah kuadrat dari deviasi skor-skor variabel Y ( =), dan jumlah
kuadrat dari deviasi total skor-skor variabel X dan Variabel Y ( ).
Langkah 2 : Mencari (
menghitung ) varian skor-skor item bernomor gasal, dengan menggunakan rumus :
S12 =
Telah di ketahui :dan N=25. Dengan demikian dapat kita
ketahui besarnya S12 sebagai berikut :
S12 =
Langkah 3 : Mencari (
menghitung ) varian skor-skor item bernomor genap, dengan menggunakan rumus :
S22 =
Telah diketahui : =
132,00 dan N = 25. Dengan demikian dapat diketahui besarnya S22
sebagai berikut :
S22 =
Langkah 4 : Mencari (
menghitung ) varian total, dengan menggunakan rumus :
Telah diketahui : =
444,96 dan N = 25. Dengan demikian dapat kita ketahui St2
sebagai berikut :
S22 = =
Langkah 5 : Mencari
koefisien reliabilitas tes (r11)
= 2 ( 1-
0,598166127 )
= 2 X
0,401833872
= 0,804 (
dibulatkan )
Langkah 6 : Memberikan
interprestasi terhadap r11
Karena r11 sebesar 0,804 sudah berada diatas 0,70
maka tes hasil belajar memilliki realibilitas tinggi ( = reliable )
2.
Pendekatan
Single Tes – Single trial dengan Menggunakan Formula Flanagan, dimana
diterapkan Model Item Belahan Kiri – Kanan
Langkah 1. Dengan
mengangkat kembali data yang di sajikan pada Tabel.6.9 kolom (1) sampai dengan
kolom (3), kita cari terlebih dahulu dan
.
Tabel 6.10.oerhitungan-perhitungan untuk memperoleh r11
dengan menggunakan formula belahan kiri kanan
Dari Tabel 6.10. diatas, telah berhasil kita peroleh : N =
25, , , ; ;
Dengan demikian dapat kita cari ( hitung) : S12,
S22 dan St2 sebagai berikut :
S12 =
S22 =
St2 =
Akhirnya, dapat kita peroleh koefisien reliabilitas tesnya (
r11) :
Dari tabel perhitungan (
lihat tabel 6.12) telah berhasil kita ketahui : N = 25; , , ; ; ; dan
Berturut-turut dapat kita cari ( hitung ) , , dan sebagai berikut :
telah diketahui : ; N
= 25.
Tabel 6.11 Perhitungan-perhitungan untuk memperoleh r11
dengan menggunakan formula Flanagan, diman diterapkan model belahan kiri-kanan.
c.
Pendekatan
Single test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Rulon
Rumus yang dikemukakan
oleh Rulon untuk mencaari koefisien reliabilitas tes ( r11) adalah
sebagai berikut :
r11 =
dimana :
r11 = koefisien
reliabilitas tes
1 = bilangan
konstan
Sd2 = varian perbedaan antar skor yang dicapai oleh testee pada
belahan I dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II
St2 = varian
total
a.
Pendekatan
Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Rulon dimana Diterapkan
Model Item Gasal Genap
Dari table perhitungan
( Lihat Tabel 6.12 ) setelah berhasil kita peroleh :
N = 25; ; ; ; ; ;
Tabel 6.12
perhitungan-perhitungan untuk mencari r11 dengan mneggunakan Rulon
dimana diterapkan model item gasal genap
Langkah
1 ; Mencari (menghitung) jumlah kuadrat
perbedaan antara skor item gasal dengan skor genap, dengan menggunakan Rumus :
=
Telah di ketahui : .
Jadi :
Langkah
2 : Mencari ( Menghitung )varian perbedaan
skor antara skor item gasal dengan skor item genap, dengan menggunakan rumus :
Sd2
=
Telah diketahui : .
Jadi :
Sd2
=
Langkah
3 : Mencari ( Menghitung )jumlah kuadrat
total skor item gasal dengan skor item
genap, dengan menggunakan rumus :
Telah diketahui :.
Jadi :
Langkah 4
: Mencari ( menghitung ) varian total, dengan rumus :
St2
=
Telah
diketahui : Jadi :
St2
=
Langkah 5
: Mencari ( Menghitung ) koefisien reliabilitas tes ( r11 ) dengan
rumus :
b.
Pendekataan
Single – Test Trial dengan Menggunakan Formula Rulon, dimana DiterapkanModel
Item Belahan Kiri dan Item Belahan Kanan
Dari table perhitungan ( Lihat Tabel
6.13 ) berhasil kita ketahui : N = 25;
Langkah 1 : Mencari ( menghitung )
jumlah kuadrat perbedaan antara skor item belahan kiri dengan skor item belahan
kanan, dengan menggunakan rumus :
Tabel 6.13. Perhitungan-perhitungan untuk mencari r11
dengan menggunakan formula Rulon dimana diterapkan model item belahan kiri dan
item belahan kanan
Telah diketahui δ d2
= 41; δ d = -12; N = 25. Jadi :
δ xd2
=
Langkah 2 : Mencari ( menghitung )
varian perbedaan skor antara belahan kiri dengan belahan kanan, dengan rumus :
Sd2 =
Telah diketahui : δ xd2
= 35,24 dan N = 25. Jadi :
Sd2
=
Langkah 3 : Mencari (
Menghitung ) jumlah kuadrat total skor item gasal dengan skor item genap,
dengan menggunakan rumus :
=
Telah diketahui :
=6877-
Langkah 4; Mencari
(Menghitung) varian total, dengan rumus:
Langkah 5; Mencari
(Menghitung) koefisien reliabilitas tes
dengan rumus :
Telah diketahui
=3,4944 dan :
d.
Pendekatan
Single Test – Single Trial dengan Menggunakan FormulanTrial Kuder Richardson
Adapun formula yang
diajukan oleh Kuder dan Richardson ada dua
buah yang masing-masing diberi kode :
KR20 dan KR
21, yaitu :
1.
Rumus KR20yaitu :
r11 =
dimana :
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir item
1 = bilangan konstan
St2 = varian total
pi = proporsi teste yang menjawab dengan betul butir item yang
bersangkutan
qi = proporsi testee yang jawabannya salah, atau : qi = 1 - pi
= jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi
2.
Rumus KR21yaitu :
a.
Pendekatan Single Test – Single Trial dengan
Menggunakan Kuder – Richardson, dimana Diterapkan rumus KR20
Langkah-langkah yang
perlu di tempuh adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui kita
angkat kembali table 6.3, untuk mengetahui t ,, pi , qi
,dan . Hasilnya di periksa pada table 6.15.
Dari table hitungan
telah berhasil kita peroleh berturut-turut
n=24;
Rumus yang akan kita gunakan
: (KR20) adalah :
R11 =
Karena belum kita ketahui , maka terlebih dahulu
kita mencari atau menghitung yang di
peroleh dengan rumus :
St2 =
Tabel 6.14
perhitungan-perhitungan untuk memperoleh r11 dengan formula
Kuder-richardson.
Maka terlebih dahulu kita cari (hitung) dengan menggunakan
rumus : = 2
Telah di ketahui : = 6877 ; = 401; N = 25. Jadi
2 = 6877 – = 6877 -
= 6877- 6432,04 = 444,96
Dengan diperolehnya sebesar 444,96 maka
selanjutnya dapat kita cari ( hitung ) St2 dengan rumus
seperti telah disebutkan diatas.
St2
=
Akhirnya, dapat kita peroleh harga r11
:
b.
Pendekatan Single Test – Single Trial Dengan
Menggunakan Formula Kuder – Richardson, dimana Diterapkan Rumus KR21
Seperti telah
dikemukakan dalam pembicaraan terdahulu, rumus KR21 dari Kuder _
Richardason adalah sebagai berikut :
Dari
perhitung-peerhitungan dimuka telah kita ketahui : N = 24; St2
= 17,7984. Karena Mt belum kita ketahui, maka terlebih dahulu kita
cari ( hitung ) Mt tersebut, dengan menggunakan rumus :
Mt =
Telah kita ketahui
bahwa dan N = 25. Jadi :
e.
Pendekatan
Single Test – Single Trial dengan Menggunakan Formula C. Hoyt
Dengan menggunakan
teknik analisis varian, maka koefisien reliabilitas dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus :
r11 =
dimana :
r11 = koefisien reliabilitas tes
1 = bilangan
konstan
MKe = mean
kuadrat interaksi antra testee dan item
MKs = mean
kuadrat antar subyek
Adapun
langkah-langkah yang perlu kita tempuh adalah sebagai berikut :
Langkah
1 : Kita siapkan table penyebaran skor-skor jawaban soal tes hasil belajar
bidang studi Ushul Fiqh seperti disajikan pada table 6.16. Tiap butir item kita
jumlah butir-butir skor jawaban betulnya, demikian pula kita jumlahkan
skor-skor yang dimiliki tiap individu testee ( Xt) lalu kita
jumlahkan sehingga diperoleh
Langkah
2 ; Mencari ( menghitung ) jumlah kuadrat total ( JKtot ) dengan
urut-urutan kerja sebagai berikut ( lihat tabewl 6.15 )
a.
Mencari ( menghitung )
caranya : semua skor hasil tes yang berada pada setiap sel kita
kuadratkan sampai selesai, mulai dari baris 1 ( paling atas ) kekanan, sampai
dengan baris ke 25 ( paling bawah )
b.
mencari ( menghitung ) jumlah kuadrat total ( JKtot
) dengan menggunakan rumus :
JKtot =
Apabila
perhitungan-perhitungan diatas tadi kita ringkas menjadi table ringkasan
analisis varian maka keadaannya sebagai berikut :
Tabel 6.16.table
ringkasan analisis varian
3. Pengujian
reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menngunakan pendekatanm
Alternate Form (Double tesrt-Double Trial).
Berbeda dengan
pendekatan test-retest, maka dalam rangka mengetahui apakah hasil tes hasil
belajar telah memilki reliabilitas yang tinnggi ataukah belum, dipergunakan dua
buah tes yang diberikan kepada sekelompok subyek tanpa adanya tenggang waktu (=
dilakukan secara berbareng), dengan ketentuan bahwa kedua tes tersebut harus
sejenis, dalam artisekalipun butir-butir itemnya tidak sama, namun hendaknya
butir-butir item itu mengukur hal yang sama, baik dari segi isinya , proses
mental yang diukur, derajat kesukaran maupun jumlah butir itemnya.
Penentuan reliabilitas tes dengan
menggunakan pendekatan alternate form ini sering dikenal dengan istilah
pendekatan bentuk pararel. Pendekatan jenis ketiga ini dipandang lebih baik
ketimbang dua jenis pendekatan yang telah dikemukakan terdahulu, dengan alasan
bahwa :
a. Karena
butir-butir item dibuat sejenis tetapi tidak sama, maka tes hasil belajar (yang
akan diuji reliabilitasnya itu) dapat terhindar dari kemungkinan timbulnya
pengaruh yang datang dari testee, yakni pengaruh berupa latihan atau menghafal.
b. Karena kedua
tes itu dilaksanakan secara berbareng (pararel), maka dapat dihindarkan
timbulnya perbedaan-perbedaan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan dapat
mempengaruhi penyelenggaraan tes, baik yang bersifat social maupun yang
bersifat alami.
Hanya saja, untuk membuat tes bentuk
pararel seperti dikemukakan diatas bukanlah pekerjaan yang mudah. Hanya staf
pengajar yang telah memiliki bekal pengalaman mengajar yang cukup lama dan
memiliki bekal kemampuan dalam merancang tes saljalah yang akan mampu
mewujudkannya.
4. Metode tes
ulang (test- retest method)
Metode ini digunakan
untuk menghindari penyusunan dua seri tes.Dalam menggunakan metode ini pengetes
hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali.Oleh karena itu, metode
tes ulang disebut juga dengan “single-test-double-trial method.” Kemudian
hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.
Untuk tes yang banyak mengungkap
pengetahuan (ingatan) dan pemahaman, cara ini kurang mengena karena tercoba
(siswa) masih ingat akan butir-butir soalnya. Oleh karena itu, tenggang waktu
antara pemberian tes pertama dengan kedua menjadi permasalahan tersendiri. Jika
tenggang waktu yang terlalu sempit,siswa masih banyak ingat materi, dan jika
tenggang waktu yang terlalu lama,siswa barangkali sudah mempelajari
sesuatu dan faktor-faktor atau kondisi tes sudah akan berbeda. Faktor-faktor
ini tentu akan berpengaruh pula terhadap reliabilitas.
Pada umumnya hasil tes kedua cenderung lebih baik
daripada hasil tes pertama, hal ini tidak mengapa, yang penting adalah adanya
kesejajaran hasil atau ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi
yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa :
1.
Reliabilitas tes marupakan suatu
alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang
hasilnya menunjukan keajegan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Reliabilitas Tes Hasil Belajar Obyektif
a) Konstruksi item yang tidak tepat,
sehingga tidak dapat mempunyai daya
pembeda yang kuat.
b) Panjang/pendeknya suatu instrument.
c) Evaluasi yang surjektif akan
menurunkan reliabilitas.
d) Ketidaktepatan waktu yang diberikan.
e) Kemampuan yang ada dalam kelompok.
f)
Luas/tidaknya sampel yang diambil.
3.
Teknik Pengujian Reliabilitas Tes
Hasil Belajar Bentuk Obyektif
1. Single Test –
Single Thrial Method.
2. Pendekatan
Single Test – Single Thrial dengan menngunakan Formuula Spearman-Brown
Model Belahan Kiri dan Kanan.
3. Pengujian
reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menngunakan pendekatanm
Alternate Form (Double tesrt-Double Trial).
4. Metode tes
ulang (test- retest method)
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi
Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta
http://mshol.blogspot.com/2010_03_01_archive.html/30/10/2011/09:26
http://emka.web.id/makalah/pengembangan-fitur-analisis-butir-soal-tes-pada-perangkat-lunak-moodle/30/10/2011/09:26
0 komentar:
Posting Komentar